Seorang mantan germo di Belanda mendirikan sebuah sekolah prostitusi. Namanya cukup keren yaitu Hanky Panky School. Kurikulumnya pun disusun sedemikian rupa agar para lulusannya bisa menjalankan profesinya lebih profesional, bisa banyak menghasilkan uang dan akhirnya bisa lebih awal ‘pensiun’ dengan bekal materi yang cukup.
Elene Vis, 43, yang sebelumnya heboh gara-gara buku autobiografinya Escort Queen with Turbopower, membuka sekolahnya di Amsterdam beberapa waktu lalu yang menawarkan ilmu pemasaran eksklusif. “Anda bisa menyebutnya teknik pemasaran. Anda harus punya ketrampilan menjual, tak peduli yang Anda jual tubuh sendiri atau peralatan rumah tangga. Prinsipnya tetap saja sama,” kata Elene.
Belanda yang melegalkan industri seks membuat distrik-distrik lampu merah di ibu kota menjadi tujuan utama wisatawan dalam dan luar negeri serta menghasilkan jutaan euro per tahunnya. Sektor ini juga penyumbang pajak yang cukup besar bagi negara. Elene mengatakan bahwa para pekerja seks komersial yang bekerja lewat agensinya bisa berpenghasilan sampai 6000 euro per bulannya, atau sekitar Rp58 juta, dengan hanya 40 jam kerja. Itulah sebabnya ia lalu mendirikan sekolah tersebut. “Kami memberikan training untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dan uang lebih banyak dari pekerjaan mereka,” katanya.
Dengan biaya 450 euro per orang para ‘murid’ akan diberi perlajaran dalam bentuk tutorial dan video presentasi tentang berpikir positif dan teknik-teknik bercinta, termasuk ajaran Kama Sutra. Selain dirinya sendiri, Elene juga menyewa tenaga pengajar lainnya untuk subyek yang berbeda, seperti bagaimana berpakaian yang seseuai. “Intinya setiap orang bisa jadi cantik, dengan menonjolkan kekuatan dan menutupi kelemahan Anda. Anda harus sadar seperti apa penampilan Anda di mata orang lain,” tambahnya.
Menurut Elene, cara berpikir positip dan rasa percaya diri amat penting untuk membuat klien lebih betah dan menghabiskan waktu lebih lama. “Seks 10 menit tidak akan menghasilkan banyak uang,” katanya. Prostitusi telah menjadi profesi legal di Belanda sejak 1988. Mereka mulai membayar pajak pendapatan sejak tahun 1996 dan rumah prostitusi atau brothel mulai dinyatakan legal sejak 2001.
Elene Vis, 43, yang sebelumnya heboh gara-gara buku autobiografinya Escort Queen with Turbopower, membuka sekolahnya di Amsterdam beberapa waktu lalu yang menawarkan ilmu pemasaran eksklusif. “Anda bisa menyebutnya teknik pemasaran. Anda harus punya ketrampilan menjual, tak peduli yang Anda jual tubuh sendiri atau peralatan rumah tangga. Prinsipnya tetap saja sama,” kata Elene.
Belanda yang melegalkan industri seks membuat distrik-distrik lampu merah di ibu kota menjadi tujuan utama wisatawan dalam dan luar negeri serta menghasilkan jutaan euro per tahunnya. Sektor ini juga penyumbang pajak yang cukup besar bagi negara. Elene mengatakan bahwa para pekerja seks komersial yang bekerja lewat agensinya bisa berpenghasilan sampai 6000 euro per bulannya, atau sekitar Rp58 juta, dengan hanya 40 jam kerja. Itulah sebabnya ia lalu mendirikan sekolah tersebut. “Kami memberikan training untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dan uang lebih banyak dari pekerjaan mereka,” katanya.
Dengan biaya 450 euro per orang para ‘murid’ akan diberi perlajaran dalam bentuk tutorial dan video presentasi tentang berpikir positif dan teknik-teknik bercinta, termasuk ajaran Kama Sutra. Selain dirinya sendiri, Elene juga menyewa tenaga pengajar lainnya untuk subyek yang berbeda, seperti bagaimana berpakaian yang seseuai. “Intinya setiap orang bisa jadi cantik, dengan menonjolkan kekuatan dan menutupi kelemahan Anda. Anda harus sadar seperti apa penampilan Anda di mata orang lain,” tambahnya.
Menurut Elene, cara berpikir positip dan rasa percaya diri amat penting untuk membuat klien lebih betah dan menghabiskan waktu lebih lama. “Seks 10 menit tidak akan menghasilkan banyak uang,” katanya. Prostitusi telah menjadi profesi legal di Belanda sejak 1988. Mereka mulai membayar pajak pendapatan sejak tahun 1996 dan rumah prostitusi atau brothel mulai dinyatakan legal sejak 2001.
No comments:
Post a Comment